Kopi di balik Women Preneur

Kemarin saya sama Ustadzah Halimah Tusa’diah, kembali mengikuti seminar Digital Marketing. Heran juga ya, kok gada habis-habisnya itu ilmu. Makin di gali makin gada selesainya. Dari hape yang ukurannya aja ga sebesar ukuran televisi, tapi jangkauan jelajahnya seperti makan lapisan kue. Atau seperti mengupas lapisan bawang merah. Adaaa terus.! Bahkan masih dibuka untuk tanggal sekian dan tanggal sekian. Ajib!

Point lain lebih menarik buat saya sih, ketemu gank baru yang belum seminggu kita dirikan di grup. Tapi seperti sudah setahun lebih saling kenal. Anda pecinta kopi, pasti tahu Kopi Gandasari? Kalau saya ga tau! Saya penggemar kopi sachetan soalnya 😁 sementara kopi Gandasari itu kopi original yang rasanya tulus dan tanpa kepalsuan. Meski rasanya tetap pahit sih, sebab yang manis itu cuma janji 😝

Setelah mengenal orangnya baru tau apa itu kopi Gandasari. Yaduuuh, usia baru 38 tahun sudah sukses begonoh. Serasa nemu berlian kenal sama beliau. Iseng kemarin search nama beliau di google dan membaca tentang kopinya. Namanya Eni Wartuti, kalah besar sih sama nama kopinya, haha!

Mengulik dunia kopi sepertinya mengasikkan. Selama ini cuma pernah nonton di telenovela dan drama Korea tentang apa itu Barista. Next, kabarnya sih beliau mau ngajarin kami jadi Barista dan mendalami dunia perkopian. Sementara ini, saya disuruh ngisi blog Kopi Gandasarinya. Mengupas tentang aneka produknya, teh Rosmary, masker kopi, apalagi kemarin ya. Saya baru tau kalau kopi bisa buat masker.

Dulu saya underestimate sama pebisnis yang apa saja yang dia sentuh kontan jadi bisnis. Bicaranya bisa jadi bisnis, duduknya jadi bisnis, nongkrongnya jadi bisnis bahkan temannya aja jadi bisnis!! Tapi setelah nge-gank bareng Mba Eni, Mba Wuri yang berjuang jadi pengusaha bakso dan Mba Desi yang Reseller Gamis. Setiap rumpian berpotensi bisnis, baru tahu isi otak pebisnis. Yang kalau bisa, mungkin bau gasnya sendiri juga akan dijadikan bisnis 😂. Keren ya ternyata, duduknya pebisnis itu bisa menghasilkan ide-ide brilliant.

Mereka memberi masukan berharga untuk LADOT. Amazingkan, setelah kami akhirnya ada juga orang lain yang bisa melihat potensi tersembunyi didalam produk LADOT. Jadi akan kami nikahkan LADOT dan Kopi Gandasari, insya Allah sebagai best couple tahun ini. Semoga, aamiin ya Allah! 😍
Semoga kesabaran Ustadzah Halimah menemukan jalannya. Semoga niat membantu warga Pandeglang agar dapurnya terus ngebul menemukan hasilnya sendiri. Kemarin Ladot di endorse oleh beberapa peserta seminar. Mereka tertarik dengan produk baru dari Ladot. Namanya Tangkil Ladot, yaitu kulit melinjo yang di goreng kering dan terasa gurih.

Insya Allah usai lebaran, sayap kami akan melebar bersama LADOT, An-Nahl Islamic Training Center dan berguru bersama kopi Gandasari. Semoga menjadi team yang solid dengan ciri khas dan kelebihan masing-masing. Kalau terjadi gesekan dikemudian hari, dengan keilmuan dan pengalaman masing-masing. Semoga bisa dihadapi dengan dewasa. Sebab tantangan paling berat itu bukan pada productnya, tapi menyatukan isi kepala yang pastinya tidak sama. Membuatnya tetap seiring sejalan, semisi dan sevisi itu menjadi menjadi tantangan tersendiri. Iyaaakan???